BAB
I
PENDAHULUAN
Ingatan
atau memori menunjuk pada proses penyimpangan atau pemeliharaan informasi
sepanjang waktu. Seseorang dapat menyimpan kode nomor telpon tertentu dalam
ingatan untuk jangka waktu kurang dari satu detik, atau sepanjang hayatnya.
Hamper semua aktivitas manusia sealu melibatkan aspek ingatan. Oleh sebab itu,
ingatan menjadi sesuatu yang sangat penting didalam proses-proses kognitif
manusia.
Sedangkan
orang berfikir mengunakan pikiran (intelok) nya, cepat tidaknya dan terpecahnya
atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuannya. Dilihat dari
intelijensinya kita dapat mengatakan seseorang itu pandai atau bodoh, pandai
sekali atau cerdas (genius) atau pendiri
atau dungu (idiot).
Kedua
hal tersebut masuk didalam aktivitas belajar mempunyai peranan yang sangat
besar oleh karena itu pada makalah ini, penulis akan mencoba menjelaskan
peranan kemampuan ingatan dan
intelejensi dalam aktivitas belajar. Maka dari itu ditarik rumusan masalah
sebagai berikut:
1.
Apakah
pengertian kemampuan ingatan dalam aktivitas dakwah?
2.
Sebutkan
peranan kemampuan ingatan dalam aktivitas dakwah
3.
Sebutkan
peranan intelejensi dalam aktivitas belajar dakwah?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ingatan ialah
kecakapan untuk menerima, meyimpan, dan memproduksi kesan-kesan.[1] Pensifatan
yang diberikan kepada ingatan juga lalu diberikan masing-masing aspek itu.
Ingatan yang baik mempunyai sifat-sifat cepat atau mudah mencamkan serta teguh
luas dalam menyimpan dan siap atau sedia mereproduksikan kesan-kesan.
Ingatan cepat
artinya mudah dalam mencamkan sesuatu hal
tanpa menjumpai kesukaran. Ingatan setia artinya apa yang telah diterima
(dicamkan)itu akan disimpan sebaik-baiknya, tidak akan diubah-ubah, jadi tetap
cocok dengan keadaan waktu menerimanya. Ingatan teguh artinya dapat menyimpan
kesan dalam waktu yang lama tidak mudah lupa. Ingatan luas artinya dapat
menyimpan banyak kesan-kesan. Ingatan siap artinya mudah dapat memproduksikan
kesan yang telah disimpannya.
Secara teori
dapat kita berbeda adanya tiga aspek dalam berfungsinya ingatan itu yaitu:
a.
Mencamkan
yaitu menerima keasan-kesan
b.
Menyimpan
kesan-kesan
c.
Mereproduksikan
kesan-kesan.
Intelijensi
ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang memungkinkan seseorang berbuat
sesuatu dengan cara yang tertentu.[2]
Intelijensi juga diartikan sebagai salah satu kemampuan mental, pikiran atau
intelektual manusia.[3]
Intelejensi merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada urutan yang lebih
tinggi. Secara umum intelejensi sering disebut kecerdasan, sehingga orang yang
memiliki intelejensi tinggi sering disebut pula sebagai orang cerdas atau
jenius.
Dakwah berasal
dari bahasa arab yaitu dari fiil madhi ( )yang bearti menyeru,
memanggil,mengajak sedangkan menrut istilah usaha atau aktivitas dengan lisan
atau tulisan yang bersifat menyaru,mengajak, memanggil manusialainnya untuk
beriman dan menaati Allah .sesuaidengan garis-garis aqidah dan syari’at serta
aklak islamiyah.[4]
B.
Peranan Kemampuan Ingatan Dalam Aktivitas
Belajar
Belajar
bukanlah berproses dalam kemampuan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai
aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas
raganya salah satu aktivitas yang berhubungan dengan masalah belajar ialah mengiat.
Mengingat
merupakan gejala psikologis untuk mengetahui bahwa seseorang sedang mengingat
sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan perbuatannya.[5]
Perbautan mengingat dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ngingat kesan
yang telah dipunyai.
Ingatan itu
sendiri adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan (learning) menyimpan (retention)
dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau. Jadi, mengenai
ingatan tersebut ada tiga fungsi, memasukkan, menyimpan, mengangkat kembali
kealam sadar.
Mengiat adalah
salah satu aktivitas belajar, tidak ada seorangpun yang tidak pernah mengingat
dalam belajar, kecuali orang gila yang tidak pernah belajar selama mengalami
kegilaan. Perbuatan mengingat jelas sekali terlihat ketika seseorang sedang
menghafal bahan pelajaran berupa dalil, kaidah, pengertian, rumus dan sebagainya.
Mengingat tidak
sama dengan belajat. Hafal atau mengingat akan sesuatu belum menjamin bahwa
dengan demikian orang sudah belajar dalam arti yang sebenarnya. Sebab untuk
mengetahui sesuatu tidak cukup hanya dengan menghafal saja tetapi dengan pengertian.[6]
Untuk
menyampaikan dakwah kita harus memahami kemampuan daya ingat orang yang akan
kita dakwahi,dengan demikian dakwah akan
lebih mudah diterima dan dipahami dapat disimpan dan dingat kembali, tidak
perlu banyak materi yang harus disampaikan cukup sedikit saja tetapi mngadung
makna yang banyak da mengunakan bahasa yang mudah dipahami sihigga memudakan
untuk diingat kembali,
C.
Peranan
Inteligensi Dalam Aktifitas Belajar
Salah satu
teori yang atas dasar cara seperti yang dikemukakan itu ialah teori Binet.
Binet menyatakan sifat hakekat inteligensi itu ada tiga macam, yaitu seperti
disajikan berikut ini.
a.
Kecenderungan
untuk menetapkan dan mempertahankan (memperjuangkan) tujuan tertentu. Makin cerdas
seseorang akan makin cakaplah di membuat tujuan sendiri, punya inisiatif
sendiri, tidak menunggu perintah saja, dan makin cerdas seseorang maka dia akan
makin tetap pada tjuan itu, tidak mudah dibelokkan oleh orang lain dan suasana
lain.
b.
Kemampuan
untuk mengadakan penyesuaian dengan maksud untuk mencapai tujuan itu jadi makin
cerdas seseorang dia akan makin dapat menyesuaikan cara-cara menghadapi sesuatu
dengan se mestinya, makin dapat bersikap kritis.
c.
Kemampuan
untuk oto-kritik, yaitu kemampuan untuk mengkritik diri sendiri, kemampuan
untuk belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya. Makin cerdas seseorang makin
dapat dibelajar dan kesalahannya, kesalahan yang telah dibuatnya tidak mudah
diulangi lagi.
Banyak ahli
menganggap bahwa kemamapuan belajar dan memodifika perilaku agar dapat
beradaptasi dengan lingkungan merupakan hal yang penting bagi inteligensi manusia. Orang yang memiliki
intelegensi tinggi mampu beradaptasi dengan tuntuta termasuk perubahan
lingkungan dimana ia berada. Sebaliknya orang yang memiliki inteligensi rendah
tidak memiliki kemampuan beradaptasi, sehingga sering mengalami kesulitan
social-budaya. Karena belajar juga membutuhkan lingkungan yang kondusif maka
apabila seseorang dapat beradaptasi dengan lingkungannya berarti aktifitas
belajarnya juga akan berjalan baik.
Intelegensi
anak merupakan potensi bawaan yang saling dikaitkan dengan berhasil tidaknya
anak belajar disekolah. Dengan kata lain inteligensi dianggap sebagai factor
yang menentukan berhasil tidaknya anak disekolah. Hal ini memang beralasan
karena anak dengan inteligensi yang rendah, dibawah rata-arata normal,
cenderung mengalami kesukaran dalam belajar. Karena cara berfikir lambat, anak
mengalami kesukaran beradaptasi dengan teman-teman sekelasnya.
Sebaliknya,
pada konsultik lainnya ditemukan hasil penelitian bahwa anak dengan intelegensi
yang tinggi cenderung mengalami kesukaran beradaptasi dengan anak yang
intelegensinya rata-rata normal. Hal ini disebabkan anak engan intelegensi yang
tinggi lebih cepat menyerap, mengalami dan meyimpan bahan pelajaran yang
diberikan daripada anak dengan intelegensi rata-rata normal. Akan tetapi bahwa
pengalaman sekolah mempengaruhi perkembangan intelegensi.
Pengaruh
belajar dalam arti lingkungan terhadap perkembangan cukup besar semakin tinggi
lingkungan rumah, cenderung semakin tinggi juga IQ anak. Tiga unsure penting
dalam keluarga yang amat berpengaruh terhadap perkembangan intelegensi anak
yang ditemukan dalam penelitian, yaitu:
1.
Jumlah
buku, majalah dan materi belajar lainnya yang terdapat dalam lingkungan
keluarga.
2.
Jumlah
ganjaran dan pengakuan yang diterima anak dari orang tua atas prestasi
akademiknya.
3.
Harapan
orang tua akan prestasi akademik anaknya.
Permasalahan
intelegensi ini adalah bagaimana peranan orang tua dalam mengembangkan taraf
intelegensi anak, sehingga berdampak positif bagi keberhasilan anak disekolah
kelak.
Intelijensi
merupakan factor pikologis yang mempuyai pengaruh cukup besar dalam proses
dakwah, karena dalam dakwah menghadapi berbagai karakter yang masing-masing
berbeda maka harus mempuyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
situasi sekeliling yang tidak menentu serta harus mempuyai kemampuan untuk
menyelesaikan tugas-tugasyang perlu diselesaikan dengan cara yang baik. Dan
semua kemampuan diatas merupakan salah satu kemampuan yang dimiiki intelijensi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ingatan ialah
kecakapan untuk menerima, meyimpan, dan memproduksi kesan-kesan. Intelijensi
ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang memungkinkan seseorang berbuat
sesuatu dengan cara yang tertentu.
Pengertian
belajar menurut James O Whittaker belajar sebagai proses dimaan tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman
1.
Peranan
Kemampuan Ingatan Dalam Aktivitas Belajar
Perbuatan
mengingat jelas sekali terlihat ketika seseorang sedang menghafal bahan
pelajaran berupa dalil, kaidah, pengertian, rumus dan sebagainya.
2.
Peranan
Inteligensi Dalam Aktifitas Belajar
-
Kecenderungan
untuk menetapkan dan mempertahankan
-
Kemampuan
untuk mengadakan penyesuaian dengan maksud untuk mencapai tujuan itu
-
Kemampuan
untuk oto-kritik, yaitu kemampuan untuk mengkritik diri sendiri, kemampuan
untuk belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Suryabrata,Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1993.
Purwanto, Ngalim . Psikologi Pendidikan, cetakan 23.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007
Ahmad hafidz, Psikologi Kognitif, , cert. 1. Surabaya:
Srikandi, 2005.
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, cet 1. Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
[1] Sumadi,
Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993),
44.
[2] Ngalim
Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
cetakan 23, hal. 52.
[3] Ahmad
hafidz, Psikologi Kognitif (Surabaya: Srikandi, 2005), cert. 1 hal. 345.
[4] Moh ali aziz imu dakwah (Jakarta:kencana,2004).11
[5] Syaifudin
bahri psikologo belajar (Jakarta”rineka cipta,2002).44
[6] Ngalim Purwanto,…….88.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar