Selasa, 11 November 2014

#cerpen waktu yang tak berpihak apa memang takdir tuhan

waktu yang tak berpihak apa memang takdir tuhan
Hidup memang penuh misteri siapapun tidak akan tau apa yang terjadi. Mungkin sebagian dari pembaca sudah megalami pahit manisnya hidup ini. Roda itu memang berputar kadang di bawah kadang di atas. Masa kecilku dulu penuh dengan suka tawa canda bahagia tak mengenal apa itu lika liku kehidupan di dunia. Mungkin hampir segala kemauan hampir terpenuhi selagi itu masih wajar. Bagaimana bisa melihat senyum merkah kedua orang tua serta senyum semangat serta senyum ketulusan kepada anak anaknya. Meskipun tidak dari keluarga yang bersifat glamor atau mewah semua itu sudah terpenuhi. Tetapi siapa yang tau takdir tuhan memang cobaan bisa datang kapan saja pada saat-saat itu dimana sudah di penghujung masa kerja orang tua atau masa pensiun. Tidak ada yang menyangka bahwa cobaan akan datang kapan saja dan di mana saja kecelakaan yang tidak bisa di hindari menimpa orang tuaku. Saat itu orang tuaku tertabrak kendaraan motor dari arah berlawanan ketika pulang untuk mencari benih atu bibit palawija untuk meyambung kehidupan sehari hari. Orang tuaku mengalami koma selama 4 hari di rumah sakit dokter memvonis bahwa orang tuaku mengalami gagarotak ringan atau tremor dalam istilah medis karena mengalami retak pada kepala serta peyumbatan darah dan pembekuan pada otak. Puji syukur atas pertolongan Allah Swt setelah mengalami muntah darah orang tuaku sadar dari komanya serta bisa mengingat kembali. Tetapi pada saat-saat inilah kehidupanku di mulai roda berputar kebawah dimana saat-saat itu justru saat aku beranjak memasuki masa masa remaja dimana masa masa yang dikatkan masa yang paling indah. Bagamana ssat itu saya harus menjalani dengan hidup yang pas pasan keinginan yang bersifat primerpun sulit terpenuhi apa lagi yang bersifat sekunder. Terlebih lagi melihat bagaimana orang tua banting tulang untuk memenuhi kehidupan sehari- hari terkadang dalam benak fikiran muncul rasa lelah letih lesu marah capek muak putus asa semua jadi satu. Tetapi rasa semua itu selalu terbersit hanya sesaat atau hanya saat-saat tertentu karena senyum semnagat dan perjuangan orang tuaku yang mengalihkan rasa itu. Sampai sekarang pun pada masa kuliah terkadfang juga tak habis pikir dengengan kehidupan di dunia ini apakah ini memang proses hidup yang haruas dilalui untuk menuju kehidupan yang sebenarnya atau memang ini semua sudah jalan dari tuhan atau takdir dari tuhan. Entah lah semua ini memang sulit untuk di mengerti tetapi saya yakin tuhan memnag sudah menulis jalan terbaik untuk umatnya walau itu seberat apapun pasti manusia bisa melewati dan tuhan juga sudah berkata bahwa ia akanj memberikan cobaan tidak di luar batas kemampuan manusia.

Hidup memang penuh misteri siapapun tidak akan tau apa yang terjadi. Mungkin sebagian dari pembaca sudah megalami pahit manisnya hidup ini. Roda itu memang berputar kadang di bawah kadang di atas. Masa kecilku dulu penuh dengan suka tawa canda bahagia tak mengenal apa itu lika liku kehidupan di dunia. Mungkin hampir segala kemauan hampir terpenuhi selagi itu masih wajar. Bagaimana bisa melihat senyum merkah kedua orang tua serta senyum semangat serta senyum ketulusan kepada anak anaknya. Meskipun tidak dari keluarga yang bersifat glamor atau mewah semua itu sudah terpenuhi. Tetapi siapa yang tau takdir tuhan memang cobaan bisa datang kapan saja pada saat-saat itu dimana sudah di penghujung masa kerja orang tua atau masa pensiun. Tidak ada yang menyangka bahwa cobaan akan datang kapan saja dan di mana saja kecelakaan yang tidak bisa di hindari menimpa orang tuaku. Saat itu orang tuaku tertabrak kendaraan motor dari arah berlawanan ketika pulang untuk mencari benih atu bibit palawija untuk meyambung kehidupan sehari hari. Orang tuaku mengalami koma selama 4 hari di rumah sakit dokter memvonis bahwa orang tuaku mengalami gagarotak ringan atau tremor dalam istilah medis karena mengalami retak pada kepala serta peyumbatan darah dan pembekuan pada otak. Puji syukur atas pertolongan Allah Swt setelah mengalami muntah darah orang tuaku sadar dari komanya serta bisa mengingat kembali. Tetapi pada saat-saat inilah kehidupanku di mulai roda berputar kebawah dimana saat-saat itu justru saat aku beranjak memasuki masa masa remaja dimana masa masa yang dikatkan masa yang paling indah. Bagamana ssat itu saya harus menjalani dengan hidup yang pas pasan keinginan yang bersifat primerpun sulit terpenuhi apa lagi yang bersifat sekunder. Terlebih lagi melihat bagaimana orang tua banting tulang untuk memenuhi kehidupan sehari- hari terkadang dalam benak fikiran muncul rasa lelah letih lesu marah capek muak putus asa semua jadi satu. Tetapi rasa semua itu selalu terbersit hanya sesaat atau hanya saat-saat tertentu karena senyum semnagat dan perjuangan orang tuaku yang mengalihkan rasa itu. Sampai sekarang pun pada masa kuliah terkadfang juga tak habis pikir dengengan kehidupan di dunia ini apakah ini memang proses hidup yang haruas dilalui untuk menuju kehidupan yang sebenarnya atau memang ini semua sudah jalan dari tuhan atau takdir dari tuhan. Entah lah semua ini memang sulit untuk di mengerti tetapi saya yakin tuhan memnag sudah menulis jalan terbaik untuk umatnya walau itu seberat apapun pasti manusia bisa melewati dan tuhan juga sudah berkata bahwa ia akanj memberikan cobaan tidak di luar batas kemampuan manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar